Sabtu, 03 Oktober 2015

Melahirkan Secara Normal


Melahirkan merupakan hal yang paling menegangkan bagi seorang ibu. Seorang ibu harus bertaruh nyawa untuk melahirkan anaknya, rasa sakit yang amat sangat seketika hilang ketika sang buah hati lahir.Tak heran jika anda sering merasakan khawatir, cemas, dan membayangkan rasa sakit ketika proses persalinan, walaupun pada dasarnya pilihan metode persalinan dapat anda tentukan. Bayi lahir dapat menggunakan metode lahir secara normal (apabila tidak terdapat kelainan) atau dengan operasi caesar. Melahirkan secara normal lebih memungkin anda untuk memperkecil resiko pasca melahirkan sehingga proses pemulihan kesehatan anda lebih cepat ketimbang yang menggunakan proses caesar.


Pengalaman Melahirkan Secara Normal

Usia kandunganku 40 w lebih 10 hari, pada hal hpl nya sudah lewat seminggu yang lalu. Sempet khawatir kenapa belum lahir juga baby dalam perutku. Aku khawatir jika cairan ketuban kurang, habis atau bocor.Akupun pergi ke dokter untuk USG apakah baby dalam kandungan sehat serta memastikan volume air ketuban. Alhamdulillah volume masih banyak dan baby dalam kandungankupun juga sehat, namun dokter kandungan mengatakan jika dalam seminggu belum melahirkan juga maka aku di suruh kembali lagi untuk periksa dan menentukan tindakan selanjutny a. Kekhawatirankupun lenyap, ketika rasa sakit dalam perutku kembali muncul, setiap 5menit rasa sakit itu datang dan pergi, aku tau itu merupakan tanda-tanda akan melahirkan namun aku dan suami tidak legas pergi ke RS atau tempat bersalin, kami memastikan apakah itu memang tanda akan melahirkan atau kontraksi palsu maklum sebelumnya saya pernah menginap di tempat bersalin selama 3 hari namun ternyata itu hanya kontraksi palsu. Setelah pukul 22.00 W.I.B akhirnya saya yakin jika itu memang tanda-tanda akan melahirkan karena sudah 3 jam lebih saya merasakan sakit. Aku dan suami pun berangkat menggunakan sepeda motor, maklum kami pasangan muda yang belum memiliki mobil.  Setibanya di bersalin saya di suruh oleh bidan istirahat di kamar inap dan boleh di temenin suami (itulah mengapa saya memilih Rumah bersalin dari pada RS, karena kabarnya kalau di RS tidak diijinkan satu orangpun menemaninya).

Setelah beberapa jam merasa sakit dan 5 menit kemudian hilang, kemudian sakit lagi. Jam 02.00 W.I.B rasa sakit yang kini kurasakan semakin bertambah apalagi aku sempat muntah darah beberapa kali karena aku memiliki sakit maag. Jam 03.20 WIB aku merasa darah sudah banyak sekali keluar dari vaginaku dan dari mulutku dan aku terus menerus mengejan secara otomatis, akhirnya suamiku memanggil bidan karena aku sudah tidak kuat. Beberapa menit kemudian bidan datang dan aku masih di suruh untuk menunggu hingga air ketuban pecah, aku yang kala itu sudah merasakan adanya sesuatu yang akan keluar dari vaginaku bersikeras untuk melakukan persalinan sesegera mungkin, akhirnya ibu bidan menyuruhku ke kamar mandi untuk membersihkan darah ku . Sesampainya di kamar mandi setelah aku membersihkan darah di tubuhku yang di dampingi suamiku, akhirnya aku sudah tak kuat berjalan dan aku pun di pegangi suami masuk ke ruang bersalin. Tak lama kemudian pukul 03.40 si buah hati lahir, terasa lega dan bahagia melihat si buah hati yang dah lama ku nanti telah lahir di dunia ini. Namun perjuangan belum selesai, si buah hati di letakkan di atas dadaku dan vaginakupun di jahit karena mengalami robekkan, entah berapa banyak jahitannya. Kemudian saya menghubungi keluarga besar kalau saya telah melahirkan. Setelah menginap 2 hari di rumah besalin saya dan keluarga pulang. Sampainya di rumah, saya masih harus menggunakan kemben, khajatan danlain sebagainya, maklum saya orang jawa jadi mengikuti tradisi disini. Nah, setelah acara selesai saya masih harus berjuang untuk melancarkan ASI maklum ini anak pertama, jadi ASI nya beluekarm lancar, saya harus maakan sayur pelancar ASI seperti daun katu, kacang kacangan. Alhamdulillah sekarang  ASI ku keluar lancar dan si buah hati suka sekali minumnya. Perjuangan seorang ibu belum berakhir, mungkin kata ini yang cocok untuk sebuah perjuangan membesarkan anak. Karena tiap malam seorang ibu harus bangun memberinya susu, mengganti popok,menidurkannya,nyuci bajunya, belum lagi masak untuk suami dan bersih- bersih rumah. Dan seorang ibu masih harus merawatnya, mendidiknya.dan membesarkannya hingga dewasa sungguh Kasih ibu tiada Tara.

"Sayangi dan hormati ibu, bagaimanapun keadaannya, karena dia telah berjuang untukmu "